Jumat, 09 November 2012

PASAR PESIMIS TANGGAPI RUU PENGHEMATAN YUNAI

Dari Yunani dilaporkan, akhirnya Para anggota parlemen Yunani menyetujui rancangan undang-undang penghematan yang dipertentangkan dengan selisih suara yang tipis  untuk memperoleh pinjaman dana talangan berikut  negara itu dan membantu Yunani menghindarkan kebangkrutan.

Rancangan tersebut, yang memotong pensiun dan gaji, dibuat baru beberapa jam setelah ribuan orang yang memrotes rancangan penghematan itu di Athena bentrok dengan polisi, yang menggunakan granat stun dan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi di luar gedung parlemen.

Di dalam parlemen, Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras mengatakan kepada para anggota parlemen, pemerintah koalisi negara itu masih harus memperketat ikat pinggang.

Para kreditor internasional sebelumnya menuntut para anggota parlemen Yunani agar menyetujui pemotongan anggaran untuk dua tahun mendatang, sebagai persyaratan untuk memperoleh dana talangan. Samaras mengatakan, tanpa dana talangan itu, Yunani akan kehabisan uang tanggal 16 November.

Pemimpin partai oposisi Syriza menolak ramalan keuangan yang suram oleh perdana menteri.

Sebelum meninggalkan parlemen, Perdana Menteri Samaras mengatakan kepada wartawan hasil pemungutan suara itu perlu untuk membantu memperoleh lapangan pekerjaan bagi anak-anak di masa depan dan masa depan yang lebih baik bagi semua warga Yunani.

Para kreditor internasional diperkirakan akan mengadakan pemungutan suara mengenai paket dana talangan $40 miliar bagi Yunani hari Minggu.
Sementara Euro anjlok ke posisi terendah 2-bulan terhadap Dollar AS diperdagangan  hari Kamis, setelah European Central Bank mempertahankan suku bunga pada 0,75% sembari mengatakan sedikitnya sinyal pemulihan zona Euro sampai akhir tahun.

Dalam konferensi pers yang digelar pasca pengumuman kebijakan, Presiden ECB Mario Draghi juga mengatakan jika para pembuat kebijakan belum membahas rencana kebijakan untuk tahun depan.
"Perekonomian Eropa perlu segera dipulihkan, dan hanya ECB yang dapat melakukannya. Jika tidak, Euro akan terus melemah mengingat tidak adanya sinyal pemulihan yang terlihat," Kata Joseph Trevisani, kepala analis pasar pada Worldwide Markets di New Jersey.
Tekanan juga datang dari data ekspor Jerman, yang tergelincir pada laju tercepat sejak akhir tahun lalu. Data itu menambah bukti bahwa dampak krisis telah mulai menggerogoti ekonomi terbesar Eropa.