Kamis, 03 November 2011

REVOLUSI PERTANIAN MENUJU AGROINDUSTRI PEDESAAN


Suara Rakyat: Indonesia disebut-sebut sebagai negara agraris, berbasis kekayaan alam dan pertanian. Namun sayangnya, negeri ini merana dan tidak sejahtera petaninya. Untuk mengubah itu, diperlukan revolusi di bidang pertanian, keberanian secara politis untuk peduli pertanian.
Kita ini negeri kelima terbesar di dunia yang mengandalkan kekayaan alam, khususnya pertanian. Tetapi lihat saja, kita selalu kebagian sampahnya saja, nilai tambahnya selalu diambil Negara lain," contohnya , lahan terbesar kelapa sawit ada di nusantara ini. Namun kenyataannya, produk Crude Palm Oil (CPO) yang harganya tinggi di dunia, dimiliki Malaysia.
Artinya, petani kepala sawit Indonesia kebagian yang sampahnya, nilai tambah yang tinggi diambil negeri jiran. "Itu belum yang lain. Gaplek yang bahannya dari singkong, menjadi salah satu produk pertanian yang diremehkan oleh rakyat Indonesia. Akhirnya produk itu diambil China dan menjadi produk pertanian yang bernilai tambah.
Berbagai hal yang sangat mengenaskan pada bidang pertanian masih belum menggugah pemerintah. Padahal mestinya sudah waktunya semua sadar menyandarkan masa depan Negara ini pada pertanian. "Karena itu diperlukan revolusi, baik anggaran, agrarian, agroindustri, dan semua yang terkait pertanian. Bahkan, mestinya dibentuk Kementerian Koordinator Bidang Pertanian dan Agribisnis, agar konsentrasi lebih tajam ke bidang itu.
Ada tiga langkah strategis yang bisa diambil, yaitu memandirikan petani dengan memberdayakan mereka agar tidak sekadar bertani karena budaya saja. "Mereka perlu disadarkan pula bertani dengan kerangka industry. Tentu perlu pendidikan, subsidi, sehingga selanjutnya menciptakan surplus pedesaan. Desa harus dijadikan daya tarik dengan meningkatkan pertanian," kata Darsono.
Langkah frontal mengubah urbanisasi menjadi ruralisasi, dengan menambah potensi agroindustri di pedesaan. Portofolio pembiayaan mestinya harus digelontorkan ke desa, ke sector pertanian. Dan ini harus diimbangi dengan konsep agroindustri yang jelas.

0 komentar:

Posting Komentar